Saturday, December 27, 2008

Syukur

Kitab Al Gunyah Li Thalibi Thariqil Haq Fi Akhlaq wa At-Tashawwuf wa Al Adab Al Islamiyyah juz II, Syekh Abdul Qadir Al Jailani


Dasar hukum mengenai syukur adalah firman Allah SWT yang artinya : “Sungguh, jika kamu bersyukur, niscaya Kami akan menambah [nikmat] kepadamu..” Q.S. Ibrahim ayat 7.

Hakikat syukur bagi ahli tahqiq [orang-orang yang mewujudkan sesuatu] adalah mengakui nikmat yang diberikan oleh Sang Pemberi nikmat dengan sikap rendah diri. Dengan makna ini pula, Allah SWT, menyifati diriNya sendiri bahwa sesungguhnya DIA adalah Yang Maha Bersyukur Yang Maha Luas NikmatNya. Artinya, sesungguhnya DIA Melebihi hamba dalam bersyukur sehingga pahala dari rasa syukur itu disebut syukran. Sebagaimana firmanNya yang berarti : “Dan balasan kejahatan itu adalah kejahatan yang seimbang.” [QS Ash-Syura : 40]

Dikatakan pula bahwa hakikat syukur adalah memuji orang yang berbuat baik dengan mengingat kebaikannya. Dengan demikian, bukti rasa syukur seorang hamba kepada Allah SWT yaitu dengan memujiNya, mengingat kebaikanNya kepada dirinya. Bukti rasa syukur Allah SWT kepada seorang hamba adalah dengan memujinya dengan mengingat kebaikanNya kepada hambaNya. Lalu, perbuatan baik seorang hamba, yaitu dengan taat kepada Allah SWT, dan perbuatan baik Allah SWT adalah berupa pemberian nikmatNya kepada seorang hamba. Rasa syukur seorang hamba pada hakikatnya adalah diucapkan dengan lidah, dan diikrarkan di dalam hati akan nikmat Allah SWT.

Syukur terbagi dalam beberapa bagian, yakni syukur lisan yaitu pengakuan seorang hamba akan nikmat diikuti dengan ketundukkan. Syukur badan dan anggota tubuh yaitu dengan melakukan penyembahan [kepada Allah SWT], dan syukur hati yaitu tetap berada dalam pengawasan Allah SWT disertai dengan menghindari hal-hal yang diharamkan.

Disebutkan pula bahwa syukur terbagi ke dalam (1) syukur kedua mata yaitu menutupi kekurangan yang engkau saksikan pada diri sahabatmu, (2) syukur telinga yaitu dengan menutupi kekurangan yang engkau dengarkan pada diri sahabatmu.

Secara umum, syukur adalah engkau tidak berbuat maksiat kepada Allah SWT dengan nikmatNya. Dikatakan pula bahwa syukur terbagi ke dalam (1) syukur para ulama, yaitu syukur yang ditunjukkan dari segi perkataan-perkataan mereka, (2) syukur bagi ahli ibadah, yaitu syukur yang ditunjukkan dari perbuatan mereka, dan (3) syukur bagi orang-orang yang bijaksana, yaitu ditunjukkan melalui kekonsistenan mereka kepada Allah SWT dalam segala kondisi, disertai dengan keyakinan bahwa segala kebaikan yang muncul dari mereka, begitu pula dengan ketaatan dan penyembahan dan zikir kepada Allah SWT yang dikerjakan oleh mereka adalah semata-mata karena petunjuk dan nikmat dariNya, semata-mata karena pertolongan dan kekuasaan Allah SWT, dan karena pengasingan mereka dari semua hal itu, dibarengi dengan pengakuan akan kelemahan, keterbatasan dan kebodohannya, dan ditutup dengan penyerahan diri kepada Allah SWT dalam segala hal.

Abu Bakar Al Warraq r.a. berkata, “syukur nikmat adalah menyaksikan pemberian dan menghindari hal-hal yang diharamkan.” Disebutkan pula bahwa syukur nikmat adalah engkau melihat dirimu sebagai seorang bayi di dalam nikmat itu.

Abu Utsman r.a. berkata, “syukur adalah menyadari kelemahan untuk bersyukur.” Dikatakan pula bahwa bersyukur atas syukur adalah lebih sempurna dari sekadar bersyukur, yaitu engkau melihat rasa syukurmu karena petunjukNya semata, dan petunjuk itu datang karena nikmat yang diberikan kepadamu, sehingga engkau bersyukur atas rasa syukur itu, dan kemudian engkau mensyukurinya atas rasa syukur itu, dan begitulah seterusnya.”

Dikatakan pula bahwa syukur adalah penambah nikmat kepada Sang Pemberi nikmat dengan bersandar kepadaNya. Al Junaidi r.a. berkata, “syukur adalah engkau tidak menganggap dirimu sebagai orang yang pantas mendapatkan nikmat.” Dikatakan pula bahwa orang yang bersyukur adalah orang yang bersyukur terhadap sesuatu yang ada, serta terhadap sesuatu yang hilang. Juga dikatakan bahwa orang yang bersyukur adalah orang yang bersyukur atas adanya suatu manfaat, sedangkan ahli syukur adalah orang yang bersyukur ketika tidak mendapatkan apapun.



Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-Noncommercial-No Derivative Works 3.0 License

No comments: