Sunday, June 22, 2008

Sebuah Percakapan Nabi Musa AS dgn Allah SWT



Dalam suatu riwayat, Nabi Musa AS berdoa : “Wahai Tuhanku, tunjukkanlah suatu perkara yang di dalamnya terkandung ridhaMu agar aku dapat mengerjakannya.”

Lalu, Allah SWT Mewahyukan, “sesungguhnya ridha-Ku terdapat di dalam sesuatu yang tidak kamu sukai, sedangkan kamu tidak cukup sabar terhadap sesuatu yang tidak kamu sukai itu.”

Musa AS pun meminta, “Wahai Tuhanku, tunjukkanlah padaku apakah itu ?.”

Lalu Allah SWT Berfirman, “Ridha-Ku terdapat dalam ridhamu akan ketentuan takdir-Ku.”

Nabi Musa AS bertanya kepada Allah SWT, “Wahai Tuhanku, siapakah makhluk yang paling Engkau Cintai ?.”

Allah SWT Menjawab, “orang yang jika Aku ambil apa yang ia cintai, maka dengan lapang ia menyerahkannya pada-Ku.”

Musa AS bertanya lagi, “siapakah makhluk yang tidak Engkau sukai ?.”

Allah SWT Menjawab, “orang yang meminta kepada-Ku agar memilihkan sesuatu yang baik untuknya, namun setelah Aku Penuhi, ia malah membenci ketentuan-Ku itu.”

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-Noncommercial-No Derivative Works 3.0 License

2 comments:

Anonymous said...

Setelah aku tinggal landas dari cermin pemabatas hijab lalu naik ke malakut terus melaju ke sidratul muntaha dan tercenung di baitul makmur.
aku bertanya sama Khidir,: ya tuan, sekarang apa itu Allah? khidir menjawab : sadarkah dirimu bertanya? bukankah engkau sudah mengetahuinya?! Allah adalah hidup dan yang hidup adalah rhasa.
aku menjawab: setelah aku kenal dzat, sifat, asma dan a`falnya ,saat ini aku tidak ada rhasa.
khidir sambil tersenyum : kesempurnaan Rhasa sejati adalah tidak merasa itu sendiri.

Fitri K DJuwono said...

ada dan tiada sejatinya sama, rasa sempurna sejatinya tidak merasakannya. yang tertinggal adalah kesan yang tak bernama. suatu nuansa yang tak terjemahkan dgn kalimat atau kata. tauhid adalah Satu, Tunggal. Al Awwal wal Al Akhir, hanya Sang Sejati yang ada, mewujud dimana-mana dalam kesempurnaan ciptaNya.